Penelitian ini disusun
berdasarkan kerangka kerja konseptual terhadap Technology Acceptance Model
(TAM) yang mencakup kegunaan dan kemudahan penggunaan e-commerce sebagai variabel penelitian. Variabel eksternal atau
variabel independen yang dipilih untuk penelitian ini adalah profil demografi
dan karakteristik wirausaha. Usia, etnis dan tingkat pendidikan dipilih sebagai
dimensi yang akan dianalisis dalam profil demografi sementara kebutuhan untuk
berprestasi, kemampuan dalam mengambil risiko dan locus of control adalah dimensi dipilih untuk karakteristik
wirausaha. Sebanyak 290 kuesioner telah didistribusikan melalui email kepada
semua responden yang mungkin ditetapkan sebagai pemilik usaha tanpa batasan
bisnis brick-and-mortal, brick-and-click, atauclick only di Kota Kinabalu, Sarawak.
Namun, hanya 170 tanggapan bisa digunakan diterima dan digunakan untuk
analisis. Dari hasil yang diperoleh, profil demografis tidak ditemukan
signifikan sedangkan karakteristik kewirausahaan yang ditemukan terkait dengan
kegunaan dan kemudahan penggunaan e-commerce.
1 PENGANTAR
Pertumbuhan eksponensial dari
internet telah mengubah aturan persaingan di sektor industri. Banyak perusahaan-perusahaan
besar termasuk UKM mengintegrasikan bisnis mereka ke internet di mana mereka
dapat mencapai cakupan pasar yang lebih
besar secara online. Melakukan bisnis online telah menjadi tren baru saat ini
dan banyak pelanggan yang beralih ke belanja online. Oleh karena itu, semakin
banyak pengusaha yang melakukan bisnis online karena ada peluang memulai bisnis
terutama di kalangan UKM.
Dengan segala kelebihan dan
keuntungan yang ditawarkan oleh Internet, e-commerce yang diadopsi oleh
pengusaha meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagaimana dicatat oleh Ho et al. (2007), e-commerce telah mekar dalam siklus
bisnis di mana bisnis tradisional brick-and-mortalkini
telah mengalami transisi ke bisnis leading
dotcom atauclick only. E-commerceyang telah diadopsi menjadi
penggunaan strategis organisasi, meskipun terdapat hambatan ukuran organisasi,
karena menyediakan kesempatan untuk berbagai jenis usaha untuk berkembang
melalui mediae-commerce. Meskipun
perusahaan-perusahaan kecil lebih lambat dalam mengadopsi e-commerce dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang lebih besar,
namun penggunaan e-commercediantara
perusahaan kecil yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir (Drew,
2003), menunjukkan bahwa e-commerce
memiliki dampak yang secara signifikan menguntungkan dalam praktek bisnis.
Literatur masa lalu telah
menawarkan sejumlah besar penelitian di bidang e-bussiness dan meskipun sudah ada sejumlah besar penelitian
sebelumnya, penelitian lebih lanjut diperlukan di bidang ini untuk
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam studi tunggal, yang pada akhirnya
akan menawarkan pandangan holistik dari e-bussiness
seperti yang dinyatakan oleh Ozer (2005). Penelitian empiris untuk mengevaluasi
faktor-faktor penentu yang mempengaruhi adopsi e-commerce oleh perusahaan masih
sangat terbatas seperti yang dinyatakan oleh Lin & Lin (2008). Banyak
pertanyaan yang belum terjawab dalam e-commerce
masih harus dieksplorasi dan seberapa jauh usaha kecil di masa depan akansepenuhnya
merangkul e-bussinesspun masih belum
jelas (Poon & Swatman, 1999). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk memberikan kontribusi lebih lanjut terhadap e-commerce dari perspektif kewirausahaan.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Demografi dan penggunaan internet. Dari sudut pandang sosiologis, internet digunakan oleh
seorang individu untuk mencari informasi secara online dan tetap terhubung
dengan dunia. Sebagian individu yang telah bertambah tua, jaringan sosial pun menurun
dan tidak ada gunanya bagi mereka untuk tetap terhubung, sehingga manfaat yang
dirasakan dari internetlebih rendah. Selain itu, individu yang lebih tua
cenderung melihat diri mereka sebagai memiliki keterbatasan dalam belajar
karena penurunan kemampuan kognitif. Hal ini sebenarnya lebih rendah self-efficacyyang mereka lihat di
dalamnya karena mereka percaya fungsi kognitif menurun dengan bertambahnya usia
mereka (Hertzog & Hultsch, 2000). "Karena banyak orang yang lebih tua
memiliki pengalaman terbatas dengan menggunakan komputer dan internet, adalah mungkin
bahwa mereka memiliki masalah self-efficacyberhubungan
dengan bagaimana belajar menggunakan internet" seperti yang ditunjukkan
oleh Porter & Donthu (2006). Para penulis juga menambahkan bahwa "ada
kemungkinan bahwa belajar menggunakan internet menciptakan situasi menimbulkan
kecemasan bahwa banyak akan memilih untuk menghindari karena kesulitan yang
dirasakan terkait dengan internet". Ketika mereka menolak untuk belajar internet,
pengusaha yang lebih tua cenderung untuk mempertahankan bisnis brick-and-mortal tradisional mereka.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa usia memiliki hubungan dengan tingkat
manfaat dan dirasakan dirasakan kemudahan penggunaan e-commerce.
Perbedaan individu, dalam hal
etnis, dipandang sebagai faktor lain yang mempengaruhi bagaimana individu
dirasakan manfaat dan kemudahan penggunaan e-commerce.
Porter & Donthu (2006) telah menggunakan Afrika-Amerika dan
Hispanik-Amerika sebagai faktor ras dalam adopsi internet dan penulis menemukan
bahwa minoritas ini di Amerika cenderung ke arah perilaku kolektif dan dengan
demikian, mereka diharapkan memiliki persepsi yang kurang menguntungkan dari
internet yang menghasilkan tingkat penggunaan yang lebih rendah dibandingkan
dengan mereka rekan Amerika yang mayoritas. Oleh karena itu, perbedaan ras atau
etnis akan memiliki dampak terhadap tingkat adopsi e-commerce juga. Oleh karena
itu juga, dapat disimpulkan bahwa etnis memiliki hubungan dengan tingkat
manfaat dan dirasakan dirasakan kemudahan penggunaan e-commerce masing-masing
individu.
Menurut Lal (1999) dan Lal
(2005), kualifikasi pengusaha memiliki pengaruh yang signifikan dimana penulis
mengukur basis pengetahuan sebagai standar kualifikasi. Penulis juga
menunjukkan bahwa kualifikasi pengusaha akan memberlakukan hubungan yang cukup
besar dalam tingkat pengadopsiane-commerce
atau teknologi informasi dan karena diraskan kegunaannya serta persepsi
kemudahan penggunaan e-commerce
memiliki hubungan positif langsung dengan kualifikasi pengusaha. Fakta yang diutaraakan
oleh Lal (1995 & 2005) didukung oleh Porter & Donthu (2006) serta di
mana penulis menyarankan bahwa keputusan untuk mengadopsi teknologi baru
terkait kuat dengan jumlah pengetahuan seseorang sebagai pengadopsi dengan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang cenderung memiliki kemampuan untuk memahami
penerapannya dengan lebih cepat daripada mereka yang berpendidikan kurang.
Akibatnya, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan
tingkat kegunaan dan kemudahan penggunaan e-commerce.
Karakteristik kewirausahaan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kirby
(2004), karakteristik kewirausahaan dibahas meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kemampuan mengambil risiko dan locus
of control yang telah terpilih sebagai dimensi di bawah karakteristik kewirausahaan.
Seorang pengusaha biasanya akan memiliki kebutuhan tinggi untuk berprestasi dan
karenanya pengusaha cenderung untuk beradaptasi dengan mudah dengan kebutuhan
pasar negara berkembang termasuk mengadopsi teknologi yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan sebagainama yang didiskusikan oleh Kirby
(2004). Selain itu, pengusaha dengan kebutuhan tinggi untuk berprestasi pada
dasarnya akan mengantisipasi untuk kemungkinan masa depan dan dengan permintaan
yang mungkin muncul di pasar virtual baru. Pengusaha gemar untuk merangkul
teknologi terbaru dan inovasi dalam rangka untuk menjaga nilai kompetitif mereka
di pasar (Kirby, 2004; McClelland 1961). Dengan bukti yang cukup dari
literatur, kebutuhan untuk berprestasi dapat diprediksi memiliki hubungan dengan
kegunaan yang dirasakan dan persepsi kemudahan penggunaan e-commerce.
Menurut Kirby (2004) juga,
pengusaha diklasifikasikan sebagai risk-takerlebih
memiliki kecenderungan untuk mengambil resiko yang diperhitungkan. Mereka juga
lebih mudah untuk mentolerir ambiguitas dan ketidakpastian dibandingkan dengan
non-pengusaha. Dengan demikian, pengusaha akan cenderung untuk mengadopsi
teknologi terbaru atau inovasi meskipun tidak yakin bahwa teknologi akan
memberikan kontribusi pada kinerja perusahaan yang lebih tinggi atau keuntungan
untuk menjaga perusahaan tetap kompetitif. Kepercayaan diri pengusaha diyakini
menjadi prasyarat keberhasilan kewirausahaan yang cenderung mendistorsi
persepsi mereka tentang risiko juga (Kirby, 2004; Koh, 1996). Dengan bukti yang
cukup dari literatur, pengambilan risiko dapat diprediksi memiliki hubungan
dengan kegunaan yang dirasakan dan persepsi kemudahan penggunaan e-commerce.
Pengusaha dipercaya memiliki
internal lokus kontrol yang tinggi seperti yang dikatakan oleh Kirby (2004) di
mana mereka memiliki keyakinan untuk percaya bahwa pencapaian tujuan yang mereka
dalam mengejar obligasi mereka. Dengan kata lain, mereka cenderung percaya
bahwa alasan utama untuk keberhasilan mereka tergantung pada perilaku mereka
sendiri-sendiri atau karakteristik individu dimana mereka mendapatkan apa yang
mereka tabur. Oleh karena itu, tindakan mengadopsi teknologi terbaru yang
mengarah ke keberhasilan bisnis mereka dapat terkait erat karena mereka percaya
bahwa mereka membuat pilihan yang tepat untuk mengadopsi e-commerce yang akan mengarah pada kinerja yang lebih tinggi dari
perusahaan mereka pada akhirnya. Oleh karena itu dengan bukti ini dari literatur
locu of control dapat diprediksi
memiliki hubungan dengan kegunaan yang dirasakan dan persepsi kemudahan
penggunaan e-commerce.
3 METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini
terdiri dari 170 pengusaha di Kota Kinabalu, Sarawak. Para pengusaha yang
dipilih ditetapkan pemilik bisnis terlepas dari apakah mereka adalah bisnis brick-and-mortal, brick-and-click, atau click
only. Populasi sampel terdiri dari responden dari pengadopsi dan responden
yang mewakili beragam latar belakang dalam hal variabel demografi kunci seperti
yang disarankan oleh Porter & Donthu (2006).
Pengumpulan data dalam proyek
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling karena tidak
tersedianya daftar yang tepat responden di Kota Kinabalu. Sampel purposive
dipilih berdasarkan beberapa karakteristik dasar atau atribut yang penting bagi
evaluasi seperti yang disarankan oleh Smith (1983) dan oleh karena itu,
responden yang dipilih harus menjadi pengusaha dengan mendirikan bisnis tanpa brick-and-mortal, brick-and-click, atau click
only. Kuesioner dibentuk dengan menggunakan php dan MySQL ke link URL
(http://pennylane.byethost33.com/phpq/index.php) dan didistribusikan melalui
email untuk pemilik bisnis online di daerah Kota Kinabalu. Data yang
dikumpulkan dari link disimpan dalam database dan diekstraksi ke dalam bentuk
MsExcel untuk dianalisis.
Kuesioner close-ended diadaptasi dari literatur sebelumnya yang digunakan
untuk mengukur TAM dari pengadopsian TI dan penggunaane-commerce. Kuesioner dibagi menjadi lima bagian di mana variabel
yang dinilai sesuai untuk skala item berdasarkan lima titik skala Likert (1 =
"sangat tidak setuju", 5 = "sangat setuju"). Beberapa
modifikasi pada bagian profil responden dibuat untuk memperoleh informasi dan
data yang terkait dengan penelitian ini.
4 HASIL
Responden terdiri dari 91
perempuan (53,5%) dan 79 laki-laki (46,5%). Responden diukur dari enam kategori
usia. Keenam kategori umur adalah 19 tahun atau lebih muda dengan 4,7% (n = 8),
20-24 tahun dengan 45,3% (n = 77), 25-29 tahun dengan 34,1% (n = 58), 30-34
tahun dengan 13,5 % (n = 23), 35-39 tahun dengan 2,4% (n = 4) dan tidak ada
responden yang berusia lebih dari 40 tahun. Kategori usia 20-24 tahun memiliki
persentase tertinggi dari responden sedangkan kategori usia 35-39 tahun
memiliki persentase terendah responden. Lima kelompok etnis diwakili di mana
Cina menjadi mayoritas dari total responden dengan 56,2% (n = 69) diikuti oleh Sarawakan
Bumiputra dengan 22,9% (n = 39), Melayu dengan 20,0% (n = 34) dan Non-Bumiputra
Sarawakan menjadi minoritas dari total sampel dengan hanya 16,5% (n = 29).
Dalam hal pendidikan, responden dikelompokkan menjadi tujuh kategori. Mayoritas
responden adalah pemegang gelar dengan 51,8% (n = 88) diikuti oleh lulusan
dengan Diploma yang melibatkan 28,2% (n = 48) dari total responden. Hanya 3,5%
(n = 6) dari responden memiliki Gelar Master atau Master dalam bidang apapun,
sementara 2,4% (n = 4) dari responden memiliki tingkat tertinggi pendidikan,
Phd. Ada 14 (8,2%) responden dengan SPM atau lulus dari sekolah menengah, sementara
4,7% (n = 8) dari responden telah memperoleh sertifikasi STPM atau lulus dari
A-level / O-level. Hanya 1,2% (n = 2) responden memiliki tingkat pendidikan
terendah dengan sertifikasi PMR atau lebih rendah.
Hanya 159 responden
mengungkapkan pendapatan tahunan mereka. Mayoritas responden mendapatkan penghasilan
tahunan RM19000 kebawah dengan 41,2% (n = 70); 32,9% (n = 56) dari responden
mendapatkan penghasilan tahunan antara berbagai RM20000-RM39000 sedangkan 10,0%
(n = 17) dari responden mendapatkan di antara kisaran RM40000-RM59000. Hanya
1,2% (n = 2) responden yang mendapatkan pendapatan tahunan RM80000-RM99000
sedangkan 3,5% (n = 6) responden yang diperoleh RM100000 atau lebih per tahun.
Selain data yang dikumpulkan
mengenai profil demografi, pengalaman dalam penggunaan teknologi dikumpulkan
serta dalam kuesioner. Pengalaman dalam penggunaan teknologi itu dimaksudkan untuk
memberikan beberapa gambaran yang jelas tentang penggunaan dan pengadopsianteknologi
di antara responden. Pengalaman menggunakan teknologi dihasilkan sesuai dengan tiga jenis teknologi
yang sesuai dengan penelitian yaitu teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
internet dan perdagangan elektronik (E-commerce)
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1: Pengalaman
menggunakan teknologi
Tabel 2: Statistik
deskriptif dari variabel uji
Tabel 3: Hasilmultiple
regression profil demografi terhadap kegunaan dan kemudahan penggunaan e-commerce
Tabel 3: Hasilmultiple
regression karakteristik kewirausahaan terhadap kegunaan dan kemudahan
penggunaan e-commerce
Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Penggunaan. Dirasakannya manfaat dan
persepsi kemudahan penggunaan adalah mediator terkait erat dengan Technology
Acceptance Model (TAM) dan juga hubungan mereka untuk menghubungkan variabel
eksternal seperti profil demografi dan karakteristik kewirausahaan dengan
tingkat pengadopsiane-commerce serta
apa yang memperpanjang profil demografis dan karakteristik kewirausahaan akan mempengaruhi
tingkat pengadopsiane-commerce melalui
dirasakannya kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan e-commerce.
Menurut Davis et al. (1989),
baik kegunaan yang dirasakan dan persepsi kemudahan penggunaan adalah sikap
terhadap teknologi baru dan dalam konteks ini, e-commerce yang sangat mempengaruhi sikap seseorang dalam
menggunakan teknologi. Dengan kata lain, semakin banyak individu merasakan e-commerceadalah mudah untuk digunakan,
semakin banyak yang individu akan
menemukan kegunaane-commerce dan dengan demikian, kecenderungan bahwa
individu yang mengadopsi e-commerce
akan melonjak tinggi juga.
Profil demografis. Profil demografis yang terdiri dari usia, etnis dan tingkat pendidikan
sebagai dimensi telah diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk
mengetahui hubungan antara profil demografis dan kegunaan yang dirasakan serta
kemudahan penggunaan. Tidak ada hubungan yang signifikan yang ditemukan antara
profil demografis dan kegunaan yang dirasakan dan kemudahan penggunaan
berdasarkan signifikan p-value. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Porter
& Donthu (2006), kecenderungan adopsi sangat bervariasi berdasarkan usia,
pendidikan dan pendapatan dan dari hasil temuan mereka, orang yang lebih tua
memiliki persepsi kemudahan penggunaan yang lebih rendah, tetapi manfaat yang
dirasakan lebih tinggi. Orang tua cenderung mengalami kesulitan dalam belajar
teknologi baru tapi itu tidak berarti bahwa orang tua menganggap teknologi baru
sebagai hal yang berguna bagi mereka. Dalam konteks penelitian ini, tidak ada
hubungan yang signifikan ditemukan antara usia pengusaha dan persepsi kemudahan
penggunaan dan kegunaan yang dirasakan dari e-commerce,
menunjukkan bahwa usia sebagai salah satu dimensi dalam profil demografis masih
bisa diperdebatkan karena tidak ada hubungan ditemukan di antara mereka.
Karena berdasarkan Porter &
Donthu (2006), manfaat yang dirasakan secara menguntungkan mayoritas dimana
minoritas seperti Hispanik Amerika atau Afrika Amerika memiliki manfaat yang
dirasakan lebih rendah dari penggunaan internet. Meskipun menunjukkan bahwa
etnis memiliki hubungan positif dengan manfaat yang dirasakan, namun, dalam
penelitian ini tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara etnis.
Temuan yang ditemukan dalam penelitian ini tidak konsisten dengan temuan dari
Porter & Donthu (2006).
Berdasarkan hasil yang
diperoleh juga, tingkat pendidikan pengusaha juga tidak ditemukan memiliki
hubungan yang signifikan dengan persepsi kemudahan penggunaan dan kegunaan
dirasakan dari e-commerce. Temuan ini
tidak konsisten dengan temuan oleh Porter & Donthu (2006) dimana dirasakan
manfaat yang lebih tinggi bagi individu yang berpendidikan tinggi. Selain
temuan studi ini juga bertentangan dengan studi empiris oleh Agarwal &
Prasad (1999) yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan
antara tingkat pendidikan dan persepsi kemudahan penggunaan. Akibatnya, ketika
orang-orang dengan tingkat pendidikan yang memadai menghadapi teknologi baru
seperti e-commerce, mereka akan
menemukan e-commerce mudah digunakan
dan bermanfaat bagi mereka dan cenderung merangkul e-commerce lebih mudah karena kemampuan mereka untuk memahami
"know-how "pengetahuan yang lebih cepat daripada mereka yang kurang
pendidikan (Rogers, 1995).
Karakteristik kewirausahaan sebagai determinan. Karakteristik kewirausahaan
yang terdiri dari kebutuhan akan prestasi, kemampuan mengambil risiko dan locus of control sebagai dimensi telah
diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui hubungan
antara karakteristik kewirausahaan dan e-commerce adopsi. Karakteristik
kewirausahaan ditemukan memiliki hubungan dengan kegunaan yang dirasakan dan
persepsi kemudahan penggunaan berdasarkan nilai koefisien beta. Berdasarkan
hasil ditemukan bahwa: (1) manfaat yang dirasakan dan persepsi kemudahan
penggunaan yang positif terkait dengan kebutuhan untuk pencapaian pengusaha,
(2) kegunaan yang dirasakan dan persepsi kemudahan penggunaan berkaitan positif
dengan kemampuan pengambilan risiko pengusaha, dan (3) manfaat yang dirasakan
dan persepsi kemudahan penggunaan berkaitan positif denganlocus of control dari pengusaha. Menurut Kirby (2004) dan
McClelland (1961), pengusaha dengan kebutuhan tinggi untuk berprestasi yang
ditandai dengan (1) tanggung jawab individu, (2) sedang (tidak tinggi)
pengambilan risiko, (3) pengetahuan tentang hasil keputusan, (4) novel
aktivitas instrumental, dan (5) mengantisipasi kemungkinan masa depan. Temuan
dalam penelitian ini telah menunjukkan bahwa kebutuhan untuk berprestasi
memiliki hubungan positif yang signifikan dengan tingkat pengadopsiane-commerce yang sejalan dengan temuan
dari Keh et al. (2007) di mana para penulis menyatakan bahwa pemilik usaha pada
dasarnya memiliki cara proaktif untuk mencari dan memanfaatkan informasi yang
inovatif. Dengan kata lain, pengusaha dengan kebutuhan tinggi untuk berprestasi
akan cenderung proaktif untuk menjaga kinerja perusahaan yang tinggi dan dengan
segala cara, mudah untuk mengadopsi e-commerceuntuk
memanfaatkan inovasi dari pasar virtual.
Kemampuan mengambil risiko
memiliki hubungan positif dengan manfaat yang dirasakan dan hubungan positif
yang signifikan dengan persepsi kemudahan penggunaan. Menurut Keh et al. (2007),
pengusaha dilengkapi dengan mengambil risiko cara untuk mencari dan
memanfaatkan informasi yang inovatif dan karenanya, kemampuan mengambil risiko
ini telah dikaitkan erat dengan pengusaha sebagai pengusaha tidak dapat
mengabaikan risiko (Kirby, 2004; Koh, 1996). Pengusaha dengan kemampuan mengambil
risiko tinggi cenderung mengadopsi e-commercedengan
mudah karena permintaan pasar bahkan manfaat e-commerceyang tidak pasti. Temuan dalam penelitian ini konsisten
dengan kenyataan bahwa kemampuan pengambilan risiko secara positif terkait
dengan persepsi kemudahan penggunaan secara signifikan, tapi tetap saja, hal
ini tidak signifikan secara statistik untuk kegunaan yang dirasakan.
Locus of Control memiliki hubungan positif yang signifikan dengan keduanya, kegunaan yang
dirasakan dan persepsi kemudahan penggunaan. Pengusaha dengan locus of control yang tinggi cenderung
percaya bahwa pencapaian tujuan tergantung pada perilaku mereka atau
karakteristik individu (Kirby, 2004). Dengan kata lain, mereka cenderung
percaya bahwa alasan utama untuk keberhasilan mereka tergantung pada perilaku
mereka sendiri-sendiri atau karakteristik individu dimana mereka percaya bahwa
mereka mendapatkan apa yang mereka tabur. Oleh karena itu, mereka lebih mudah
untuk mengadopsi e-commerce karena mereka percaya bahwa mereka membuat pilihan yang
tepat untuk mengadopsi e-commerce
yang akan mengarah pada kinerja yang lebih tinggi dari perusahaan mereka pada akhirnya.
5 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas
mengenai setiap temuan yang dihasilkan dari penelitian ini, temuan yang mampu
membuat beberapa kontribusi teoritis. Validitas variabel demografis sebagai
variabel eksternal sangat penting karena variabel tersebut dalam konteks
penggunaan teknologi, dalam konteks ini, adopsi e-commerce perlu direvisi dengan menggunakan model penerimaan
teknologi dasar (TAM) sejak temuan telah membuktikan bahwa profil demografis
(usia, etnis dan tingkat pendidikan) tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan kegunaan yang dirasakan dan persepsi kemudahan penggunaan e-commerce.
Temuan penelitian ini memiliki
implikasi lain juga untuk karakteristik kewirausahaan dalam perspektif
penelitian tentang e-commerce adopsi yang menggambarkan faktor penentu dalam
pengadopsiane-commerce antar
pengusaha. Faktor penentu, karakteristik kewirausahaan, juga lebih diverifikasi
kesesuaian dan validitas model penerimaan teknologi (TAM) dan penerapannya
dalam pengukuran untuk pengadopsiane-commerce.
Selain implikasi teoritis,
temuan penelitian ini juga menyarankan implikasi praktis yang penting untuk manajer
sistem informasi atau pemilik bisnis online serta organisasi yang berencana
untuk mengadopsi e-commerce. Hal
tersebut terbukti dari penelitian ini bahwa untuk menghindari halangan pengadopsiane-commerce dalam sebuah organisasi,
persepsi kemudahan penggunaan dan kegunaan yang dirasakan dari aplikasi e-commerce harus ditetapkan dengan
memberikan pelatihan yang tepat (Zakariya Belkhamza & Syed Azizi Wafa
2009).
Karakteristik kewirausahaan
membuat kontribusi penting terhadap implikasi praktis. Dengan mengidentifikasi
karakteristik kewirausahaan yang diinginkan dan diperlukan individu, manajer
sumber daya manusia akan lebih baik membuat keputusan yang tepat dalam merekrut
untuk kandidat yang tepat bagi organisasi kewirausahaan. Selain itu, penting
juga untuk pemasar untuk memfokuskan sumber daya pemasaran mereka di segmen
demografis tertentu untuk membangun keuntungan dan hubungan jangka panjang
dengan pelanggan yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar